PETANI CERDAS, DESA TANGGUH: Transformasi Pertanian Tedunan Bersama KKN-PPM UGM

Di Desa Tedunan sektor pertanian menjadi salah satu mata pencaharian utama. Sehingga, banyak permasalahan maupun tantangan pertanian yang menjadi topik hangat untuk warga desa, Seperti fluktuasi harga dan fluktuasi produksi yang disebabkan oleh gagal panen, kondisi tanah, serangan hama dan penyakit, seperti tikus, wereng, serta burung. Dengan adanya permasalahan dan tantangan tersebut, pada Rabu, 30 Juli 2025 dilaksanakan sebuah program kerja KKN-PPM UGM terkait dengan sosialisasi kepada para petani.
Kegiatan ini diawali dengan melakukan kajian terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi para petani, baik dari aspek teknis maupun non-teknis. Untuk tantangan non-teknis, solusi yang ditawarkan mencakup pengelolaan keuangan dan produksi yang lebih efektif. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah Analisis Usaha Tani oleh Mayda Rekha Azizah (Mayda) dari program studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, yang bertujuan untuk menilai kelayakan usaha pertanian, apakah menguntungkan atau merugi, sehingga bisa ditemukan solusi yang lebih tepat dan efisien. Selanjutnya, Mayda juga memberikan edukasi mengenai pentingnya Pencatatan Keuangan Usaha Tani, agar seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dapat dicatat secara rutin. Pencatatan ini berfungsi untuk meminimalkan risiko kerugian serta meningkatkan akurasi dalam pengelolaan keuangan usaha tani.
Setelah aspek non-teknis, kegiatan berlanjut dengan edukasi mengenai penanganan tantangan teknis dalam pertanian. Hal ini mencakup pengelolaan tanah dan pemilihan varietas padi yang sesuai. Fokus pengelolaan tanah diarahkan pada pemahaman karakteristik tanah, khususnya tingkat keasaman (pH). Untuk itu, dilakukan uji pH tanah dengan mengambil tiga sampel dari wilayah Desa Tedunan. Hasil dari pengujian tersebut kemudian menjadi dasar dalam memberikan pemahaman tentang cara penanganan yang tepat. Berdasarkan hasil tersebut, Mayda memberikan pemahaman mengenai Pemanfaatan Tepung Cangkang Keong, Humus Aktif (Humat), dan Nano Silika sebagai bahan perbaikan tanah. Selain itu, Mayda juga memberikan informasi mengenai Varietas Padi Tahan Genangan Air, guna meningkatkan produktivitas dan ketahanan usaha tani mereka terhadap kondisi lingkungan.
Kemudian, sebagai respons terhadap maraknya serangan hama tikus yang merusak lahan pertanian warga, program sosialisasi Smart Farming dan pemberian alat pengusir hama tikus diinisiasi oleh Shofi Na’ila Haniefah (Shofi) dari program studi Teknik Elektro. Hama tikus yang menyerang secara masif telah menyebabkan penurunan hasil panen, bahkan hingga gagal panen, yang berdampak langsung pada nilai jual padi dan kesejahteraan petani. Melalui program ini, Shofi tidak hanya menawarkan solusi teknologi untuk mengatasi hama, tetapi juga mengajak para petani agar mulai mengenal dan menerapkan konsep smart farming sebagai bagian dari pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. Antusiasme para petani pun terlihat selama kegiatan sosialisasi, menunjukkan adanya semangat untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi di bidang pertanian.
Pada akhir kegiatan, mahasiswa KKN-PPM UGM menyerahkan secara simbolis alat pengusir hama tikus kepada perwakilan desa, yaitu Pak Zainal (Kepala Desa), Pak Hilal (Ketua BPD), dan Pak Minan (Ketua Gapoktan). Penyerahan alat ini menjadi simbol harapan dan komitmen bersama untuk memberantas hama tikus secara lebih efektif tanpa menggunakan metode yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan hadirnya alat ini, diharapkan petani dapat bekerja dengan lebih tenang dan produktif, serta lahan sawah kembali memberikan hasil panen yang optimal. Program ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan desa pertanian yang adaptif, cerdas, dan berdaya saing di tengah tantangan zaman.
Melalui rangkaian program sosialisasi ini, mahasiswa KKN-PPM UGM berhasil menghadirkan inovasi yang tidak hanya menjawab tantangan teknis seperti perbaikan kualitas tanah, pemilihan varietas padi, dan pengendalian hama, tetapi juga memberikan solusi non-teknis berupa pengelolaan keuangan usaha tani yang lebih tertib. Kehadiran teknologi smart farming dalam bentuk alat pengusir hama tikus menjadi bukti nyata bahwa pertanian tradisional dapat bertransformasi menuju pertanian modern yang lebih efisien dan berkelanjutan.



Komentar baru terbit setelah disetujui Admin